Kalender

Selamat datang di Website Kantor Urusan Agama ( KUA ) Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat

Tua itu Pasti, Dewasa Itu Pilihan

Di Upload Oleh : KUA-Wanayasa

Ada yang bilang hidup itu pilihan. Memilih teman, memilih pasangan, memilih sahabat, sampai memilih jalan hidup. Untuk yang terakhir ini banyaknya varian pilihan yang terbentang kadang membuat kita harus berfikir dua, tiga, atau mungkin berpuluh-puluh kali untuk memilih mana yang terbaik untuk kita. Kadang kala kita menjadi sok tahu dan sok mengerti mana yang terbaik untuk kita. Padahal bisa saja pilihan itu justru membuat kita jungkir balik “disana”.

Dalam hal ini Allah telah berfirman dalam Qs. Al-Baqarah ayat 216 yang artinya : “ boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui”.
Proses kita memilih diibaratkan seperti memilih sebuah tongkat. Begitu banyak tongkat yang ada didepan mata kita. Ketika kita memilih sebuah ujung tongkat, maka ujung yang sana akan mengikuti, tak bisa memilih lagi. Demikian pula hidup, kita bisa membuat pilihan tapi konsekuensi logis di akhirat tak akan ada pilihan lagi.

Yang lebih parah malah tidak jarang kita membiarkan pilihan untuk kita di tangan orang lain. Dengan kata lain, membiarkan orang lain yang memilih jalan hidup kita. Misalnya, membiarkan teman atau sahabat untuk memilih kegiatan untuk kita. Bila teman begini kita ikut begini, bila teman begitu ya kita juga ikut begitu. Nah, tipe yang ikut arus begini yang berbahaya. Bagus bila yang diikuti itu benar, kalau salah bisa berabe juga.

Dalam proses pilih memilih ini, mungkin kita mesti tau dulu mana yang benar dan mana yang salah. Pilihan benar salah disini tidak lagi subjektif, karena kita sudah punya tuntunan yang pas untuk dipercaya, karena kita sudah punya tuntunan yang pas untuk dipercaya dan di jamin tidak bakal salah. Yah, apalagi kalau bukan Al-Qur’an dan sunnah.

Masalahnya seringkali di depan kita sudah terpampang dengan sangat jelas sebuah kebenaran yang nyata, tapi kita susah untuk mengikutinya. Misalnya, suatu ketika ada teman kita yang mengajak untuk suatu kebaikan. Tapi disisi lain, sahabat kita yang lain malah mengajak untuk menzalimi orang tersebut. Disini telah terlihat mana yag benar dan mana yang salah. Bahkan tak disangkal, sudah ada selentingan halus dalam hati kita untuk menolaknya. Namun atas nama setia kawan, akhirnya kita mengikuti ajakan sahabat kita tersebut. Nah, sudah menggantungkan pilihan hidup pada orang lain, pilihannya salah pula.

Menurut buku LAA TAHZAN, for muslimah, susahnya kita untuk memilih yang benar ini berhubungan juga dengan kebersihan hati kita. Dalam buku tersebut hati kita dianalogikan seperti sebuah cermin. Cermin yang jernih dan selalu dirawat akan dengan mudah menerima cahaya dan memantulkannya. Namun cermin yang berkarat dan tidak terawat akan susah untuk menerima cahaya, apalagi untuk memantulkannya. Padahal bisa jadi cahaya tersebut sudah dipancarkan dengan daya yang sangat besar.

“aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya dimuka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap ayat-ayat (ku), mereka tidak beriman kepadanya, dan jika mereka melinat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus menempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat kami dan mereka selalu lalai dari padanya.” Demikianlah Allah berfirman dalam surat Al-A’raf ayat 146. Mudah-mudahan hati kita termasuk cermin yang jernih dan terawat.

Kesalahan dalam memilih jalan hidup ini ternyata dipengaruhi juga oleh tingkat kedewasaan seseorang. Dalam islam, seseorang telah dianggap dewasa ketika sudah mengalami mimpi basah (ikhtilam) untuk pria, dan menstruasi (haid) untuk wanita. Definisi yang paling sederhana untuk ‘dewasa’ adalah mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah.

Setelah membedakan salah benarnya, seorang yang dewasa akan mampu berfikir jernih untuk memilih jalan hidupnya, tinggal bagaimana kita memanfaatkan nikmat tersebut seoptimal mungkin.

Sebuah iklan rokok menyampaikan tagline : Tua itu pasti, Dewasa itu pilihan. Tagline ini memang berdasar pada kenyataan bahwa sangat banyak manusia yang telah dewasa dalam hitungan umur (baca:tua), namun masih belum dewasa dalam hal pemikiran, sikap, dan pilihan hidup. Tengok saja berapa banyak orang masih melakukan hal-hal mubadzir di ujung usianya. Harusnya kita sadar bahwa waktu kita selalu dihitung mundur dengan setiap helaan nafas.

Jadi, ketika didepan mata kita sudah ditunjukkan mana yang haqq dan mana yang bathil, adakah pilihan untuk kita memilih selain yang haqq?? Bersikaplah dewasa teman.


Sumber : BP4

Informasi Penting



Syi'ar Islam


"Sesungguhnya Allah senang, jika salah seorang di antara kamu me­ngerjakan suatu pekerjaan yang dilakukan secara profesional." (HR Baihaqi)

Kolom Penghulu

Tujuan pernikahan menurut agama islam antara lain :
a. Menyempurnakan pengamalan agama
b. Menjaga kehormatan
c. Menggapai ketenangan, kecintaan dan kasih sayang
d. Melestarikan keturunan

Kolom Penyuluh


Rasulullah SAW: Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak menerima amal perbuatan tanpa iman (Atthabrani)

Pengunjung Online

Total Pengunjung


hit counter